Product Backlog : Acuan Tim Product dalam Merilis Produk dan Fitur

all templates product management 101
product backlog adalah

Tim product ketika dalam mengembangkan product tentu saja memiliki limitasi: dari segi waktu, sumber daya, dan scope yang bisa dikerjakan dalam satu waktu. Karena *time-to-market* itu penting, maka tim product perlu merilis secara sering dan bertahap untuk beberapa fitur yang bisa dikerjakan. Tujuannya selain agar product kita tetap eksis di pasar, kita dapat sambil menyempurnakan fitur-fitur secara matang secara ongoing (yang penting ada dulu).

Source: https://www.aha.io/roadmapping/guide/release-management/product-release-sprint-backlog

Hal yang dimaksud dari time to market di sini adalah beberapa fitur jika kita terlambat untuk develop dan launch, ada ancaman bahwa kita akan kehilangan momen dan user akan pindah menggunakan produk lain yang sudah tersedia fitur yang bisa memenuhi kebutuhan mereka.

Untuk itu dalam mengatur dan mengembangkan apa saja fitur yang perlu dikerjakan untuk momen ini dan seterusnya, tim product mengacu pada product backlog yang ada. Product backlog adalah daftar prioritas pekerjaan untuk tim pengembangan (developer) yang diturunkan dari roadmap dan persyaratannya. Orang yang bertanggung jawab atas product backlog di perusahaan adalah product owner: mengatur backlog, ketersediaan, dan urutan prioritasnya.

Product backlog akan terus bertambah dan akan terus disesuaikan dengan kebutuhan mengingat proses pengembangan produk dilakukan secara terus menerus. Backlog juga berfungsi sebagai penghubung antara product owner dan tim developer. Product owner memprioritaskan task di backlog berdasarkan umpan balik, perkiraan penyempurnaan, dan persyaratan baru. Product owner yang efektif mencari masukan dan umpan balik dari pemangku kepentingan, pelanggan, desainer, dan tim developer untuk mengoptimalkan beban kerja semua orang dan proses delivery produk.

Ciri-ciri Product Backlog yang baik

Di buku “Agile Product Management with Scrum: Creating Products That Customer Love” karya  Roman Pichler,  product backlog yang baik itu memiliki key attribute: DEEP. Ini dapat membantu product owner dan tim developer memahami cara membuat keputusan cerdas sambil mempertahankan backlog yang berhasil. DEEP adalah akronim dari Detailed appropriately, Estimated, Emergent, and Prioritized.

Detailed appropriately

Item backlog yang akan datang harus dirinci dengan tepat (terutama untuk backlog yang memiliki prioritas tinggi) sehingga dapat lebih dipahami oleh tim developer.  Di sisi lain, item yang memiliki prioritas rendah tidak memerlukan banyak detil karena kamu tidak pernah tahu bagaimana backlog akan berkembang (dapat membuang banyak waktu untuk merinci item berprioritas rendah saat backlog tersebut mungkin dihapus atau direvisi nanti dalam prosesnya).

Estimated

Kamu dapat menggunakan teknik estimasi sederhana, seperti ukuran kaos (melabeli item pekerjaan sebagai XS, S, M, L, XL) untuk membuat perkiraan. Berdasarkan informasi yang kamu miliki pada saat itu, buat perkiraan perkiraan tenaga yang diperlukan untuk item backlog tersebut.

Emergent

Semakin banyak kamu belajar tentang produk dan pelanggan kamu, semakin kamu dapat meningkatkan backlog kamu. Biarkan backlog kamu berkembang, ditambah, dihapus, dan disempurnakan sesuai kebutuhan.

Prioritized

Product backlog perlu diprioritaskan. Saat memutuskan item mana yang harus diprioritaskan, pertimbangkan nilai yang akan diberikan setiap item. Tim kamu dapat memaksimalkan upayanya dengan memprioritaskan item backlog yang akan memberikan nilai paling tinggi kepada pelanggan pada waktu tertentu. Kamu juga perlu terus menyesuaikan dan menyempurnakan urutan prioritas kamu mengingat kebutuhan pelanggan kamu akan terus berubah.

Product Backlog perlu disempurnakan

Product backlog perlu diperbarui sesuai dari informasi terbaru dan terkini. Apa yang kamu anggap penting pada awal pengembangan produk mungkin tidak diperlukan lagi atau berdasarkan umpan balik dan situasi pasar mengarahkan kamu ke arah yang sama sekali berbeda. Penyempurnaan product backlog meliputi:

  • Menambahkan detail ke item backlog yang memiliki prioritas tinggi 
  • Meningkatkan dan meninjau perkiraan
  • Menghapus item yang tidak lagi relevan dengan produk
  • Menambahkan item berdasarkan umpan balik baru dari pemangku kepentingan
  • Melakukan penyesuaian berdasarkan perbaikan bug terbaru
  • Memprioritaskan item yang membawa nilai pelanggan
  • Mengatur item backlog untuk memberikan dampak paling besar pada sprint berikutnya.

Penyempurnaan backlog membutuhkan waktu, tetapi upaya untuk memiliki backlog terkini untuk tim developer sepadan dengan usaha yang dilakukan.

Product backlog yang telah diprioritaskan biasanya akan dimasukkan ke dalam sprint backlog. Sprint backlog adalah daftar backlog yang akan dikerjakan selama 1 sprint tersebut (biasanya 1 sprint berjalan selama 2 minggu). Kemudian dari backlog tersebut akan dikembangkan menjadi epic dan user story. 

Epic adalah judul besar atau tema dari user story yang akan dikerjakan, 1 epic bisa terdiri dari beberapa user story. Sementara user story adalah permintaan dari user atau persyaratan minimum yang harus dicapai agar user bisa menjalankan suatu task tertentu. 

Mau tahu bagaimana cara membuat epic dan user story? Download template epic dan user story disini !
 

Kesimpulan

Product backlog mewakili semua tujuan dan hasil yang diinginkan dalam pengembangan produk. Product backlog terus berubah berdasarkan kebutuhan pemangku kepentingan dan pelanggan saat ini. Untuk menjaga agar backlog tetap up-to-date dan efektif maka perlu disempurnakan dan disesuaikan. Ini diperlukan untuk mempertahankan kualitas produk yang akan atau sudah dirilis.

Written by: Hendra Susanto

Referensi
https://www.atlassian.com/agile/scrum/backlogs
https://www.easyagile.com/blog/product-backlog/

Suscribe Newsletter