Lightweight Framework
Kalian pasti sering bertemu dengan berbagai macam kasus baik tentang produk kalian, dari permintaan users, maupun dari inisiatif internal. Karena pada dasarnya Product Management adalah fokus yang bermuara pada iterative elimination atau dalam bahasa indonesia kita biasa sebut gagasan/proses eliminasi berulang.
Di artikel kali ini, saya akan coba untuk membagikan tools atau metode yang bisa kalian pakai sebagai salah satu jalan keluar/solusi atas kasus yang kamu hadapi setiap bulan, hari, maupun setiap waktu.
Lightweight Framework
Apa sih FRAMEWORK itu? Ini obviously, bukan jaksel-jakselan ya teman-teman, dan definitely bukan mengada-ada. Arti yang easy to understand-nya adalah KERANGKA KERJA yang dipakai untuk menyelesaikan suatu masalah. Berawal dari pola untuk penyelesaian masalah, para ahli mengemukakan bahwa KERANGKA KERJA/FRAMEWORK ini diciptakan untuk mempermudah menganalisa semua kasus yang terjadi.
Terus Lightweight Framework apa, sih?
To put it simply, kerangka kerja yang terdiri dari proses eliminasi berulang. Perulangan ini akan mencakup hal-hal berikut:
1. Discovery atau fase penemuan/deteksi: Titik dimana kalian explore masalah yang akan dipilih untuk diselesaikan terlebih dahulu.
a. Users ada masalah apa?
b. Bagaimana cara tau pain point di titik mana?
c. Bagaimana cara untuk bisa lebih meng-enable user?
d. Bagaimana cara untuk bisa membuat user lebih engage dan benar-benar peduli dengan produk?
*Notes: bagian ini sangat penting bahkan mungkin yang paling menentukan langkah kalian selanjutnya, jadi jangan ngasal, ya!
2. Selection atau fase pemilihan: Titik dimana kalian sudah mengerucutkan masalah dan memilih masalah mana yang harus diselesaikan.
a. Apa yang kalian butuhkan untuk bisa berkembang?
b. Apa yang dibutuhkan untuk meningkatkan revenue?
c. Rencana pemilihan solusi short term atau long term
d. Bagaimana kaitan apa yang terjadi didunia yang mempengaruhi bisnis?
*Notes: paling penting nih tahu how much it cost dan berapa ROI-nya guys!
3. Validation atau fase validasi: fase dimana kalian menentukan dari masalah yang ada solusi mana yang lebih tepat, atau menguntungkan?
a. Apakah akan berfokus ke user testing atau berdasarkan intuisi dan pengalaman?
b. Mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu?
c. Apakah bisa diselesaikan secara bertahap?
d. Mana solusi yang effort dan cost nya paling rendah
e. Apakah ada setback untuk solusi yang akan dipilih?
f. Apakah solusi juga include versi pembaharuan dari solusi sebelumnya? Atau adalah solusi baru?
Mungkin dari hal-hal simple yang saya sampaikan di atas belum tentu bisa menyelesaikan semua masalah kalian. Pasti ada masalah yang membutuhkan keputusan higher management, atau keputusan yang trade off keuntungan satu dengan yang lain, tapi one thing for sure … framework ini akan jadi landasan yang solid untuk mengembangkan skills kalian. So, don’t stop learning lads!
Written by: Gregorio Vincent