Dare to make Decision(s) for Product Manager
Written by: Mark Swapo
Hi Product People, selamat datang di artikel bulan ini dengan tema soft skills for PM. Kali ini, seluruh artikel dari tim Apiary Community Leader akan bertema mengenai soft skills yang dibutuhkan oleh seorang Product Manager dalam kegiatan sehari-hari. So, after kamu baca artikel ini, let’s check it out semua topik artikel soft skill lain yang ga kalah serunya.
Ok, back to topic, kali ini hal yang mau aku bahas adalah “Dare to make decision(s) for Product Manager”. Yes, decision-nya pakai (s) karena memang sehari-hari Product Manager akan menghadapi pilihan-pilihan keputusan yang tidak mudah. Tentu kamu pernah menghadapi di setiap sprint planning, fitur mana yang harus kamu drop agar sprint tetap berjalan tepat waktu atau kondisi misalnya menghadapi permintaan C-level untuk menaikkan fitur tertentu yang tidak sesuai dengan OKR tim saat itu.
Menurut Brandon Chu, salah satu GM di Shopify, menjadi seorang pengambil keputusan (decision maker) yang andal memiliki 2 kriteria:
- Membuat keputusan dengan jumlah informasi yang memadai.
- Membuat keputusan secepat mungkin.
Ada beberapa tips & trick nih agar kita dapat membuat keputusan secara lebih cepat, tepat dan tentunya lebih firm:
1. Gunakan beberapa data yang menurut kamu dapat mendukung pengambilan keputusan
Semakin kompleks masalah yang dihadapi, kamu perlu mengumpulkan lebih banyak informasi yang dapat mendukung dalam pengambilan keputusan, sebagai perbandingan misalnya: mengganti text-link “registrasi” dengan tombol/icon yang representatif vs. mengganti logo perusahaan. Dalam case tersebut, tentunya keputusan untuk mengganti logo perusahaan akan membutuhkan data dan pemikiran yang lebih dalam dibandingkan mengubah text-link menjadi tombol/icon. Hal ini tentu juga berlaku untuk, misalnya, menetapkan MVP dari suatu pengembangan fitur dengan fitur yang benar-benar baru.
2. Mintalah pendapat dari users
Hal terpenting dari pengambilan keputusan adalah mendengarkan pendapat users aplikasi kita siapapun itu, baik internal perusahaan, customer B2B, customer B2C, dan sebagainya. Oleh karena itu, testing skala kecil, data analytics, maupun feedback dari customer dibutuhkan agar kita tetap dapat memonitor dampak dari keputusan yang kita ambil dan menentukan langkah selanjutnya.
3. Gunakan matrix pengambilan keputusan
Semakin besar suatu perusahaan, semakin banyak pula stakeholders yang terlibat dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui peran dari masing-masing stakeholders. Salah satu matrix yang sering digunakan adalah RACI (Responsible, Accountable, Consulted, dan Informed) Decisions yaitu matrix yang memberikan gambaran peran serta seseorang dalam suatu keputusan. Sedangkan untuk pengambilan keputusan/prioritas task dapat menggunakan Eisenhower Matrix atau 2x2 Matrix sebagai berikut:
4. Komunikasikan hasil keputusan kepada stakeholders
Hal yang tidak kalah penting adalah memastikan bahwa kita adalah decision maker untuk keputusan yang kita ambil. Setelah pengambilan keputusan, perlu untuk memastikan seluruh stakeholders yang ada pada RACI Decision matrix minimal terinformasi untuk keputusan yang diambil. Jika memungkinkan mintalah feedback/negative confirmation sebelum mengambil keputusan dengan tingkat importance & urgency yang lebih.
Kalau belum pede dalam pengambilan keputusan skala besar/sedang, kamu dapat mulai menggunakan keempat tips & trick tersebut dalam hal-hal kecil terlebih dahulu di mana kita dapat menjadi decision maker-nya. Seperti halnya soft skill yang lain, decision making pun harus sering dilatih agar kemampuan kita terasah dan mampu menghadapi permasalahan-permasalahan yang lebih kompleks.
Semoga artikel kali ini mampu membantu kamu dalam mengasah kemampuan decision making ya product people!
Thank you!
Referensi:
https://www.linkedin.com/pulse/decision-making-product-management-sruthi-sridhar/
https://www.productplan.com/learn/scaling-decision-making/
https://blackboxofpm.com/making-good-decisions-as-a-product-manager-c66ddacc9e2b