Cara Memilih Developer yang Tepat saat Kamu bukan Orang yang Technical
Sumber gambar : unsplash.com/photos/m_HRfLhgABo
Author: Risala Nabila Imani
Kamu memiliki ide hebat untuk suatu aplikasi? Apakah kamu seorang Founder suatu startup? Atau, apakah kamu seorang Product Manager yang harus menguasai segala bidang?
Jika iya, maka mencari developer adalah suatu hal yang dapat ditulis di to-do list kamu. Namun, ketika kamu bukan orang yang technical, bagaimana kamu bisa yakin bahwa developer di tim kamu adalah orang yang tepat?
Berikut beberapa tips saat mempekerjakan developer tanpa meninjau satu baris peng-coding-an.
Bagaimana kamu bisa tahu ketika seseorang kurang tepat?
Kamu tidak dapat menilai seseorang hanya dari luarnya saja, kamu harus mengetahui developer kamu dari dalam dengan baik. Dengan mengetahui bagaimana dia dalam berpikir, bekerja, berperilaku, dan bersikap, tentunya akan memudahkan kamu dalam memilih developer yang tepat.
Jika developer-mu langsung memulai peng-coding-an segera setelah tugas dibuat maka kamu mungkin sedang dalam masalah. Karena tugas pemrograman dan waktu yang dihabiskan untuk sebuah proyek sangatlah jauh berbeda dari perencanaan sederhana di awal. Oleh karena itu, carilah orang yang memulainya dengan perencanaan matang dan pembuatan sketsa terlebih dahulu. Sebagai orang produk, kamu juga harus selalu aktif untuk menanyakan kondisi dan tantangan yang dihadapi oleh developer. Banyak programmer yang menghadapi tantangan tetapi tidak dapat mengartikulasikan masalahnya kepada orang lain. Jika mereka tidak dapat menjelaskannya, maka kemungkinan besar mereka tidak memahaminya. Selain itu, tanyakan juga proyek apa saja yang pernah developer kamu lakukan dan pengalaman apa saja yang telah diperolehnya. Jika ia dapat menjelaskannya dengan baik dimana penjelasannya sangat logis dan mampu menguraikan alasan serta fitur-fitur yang ada di dalamnya maka ia adalah orang yang tepat.
Setiap orang harus memiliki keterampilan manajemen waktu sebagai suatu indikator disiplin. Jika programmer kamu tidak disiplin, kecil harapan bahwa kode mereka juga akan disiplin. Cobalah tanya kepada developer-mu tentang permasalahan produk yang pernah mereka alami. Jika developer-mu tidak dapat mengingat satu atau beberapa masalah yang mudah diingat, maka mungkin mereka terlalu percaya diri atau terlalu berlebihan dalam menanggapi suatu masalah yang nantinya akan berdampak tidak baik. Selain kedisiplinan kamu juga perlu suatu rencana untuk menemukan solusi saat dihadapkan oleh suatu masalah. Dalam pemrograman, pola desain adalah deskripsi tentang bagaimana memecahkan masalah yang dapat diterapkan dalam berbagai situasi. Pemikiran pola desain berjalan seiring dengan perencanaan di awal  yang membuat kamu tidak mengulangi kesalahan dan memfaktorkan ulang kode berulang kali. Sangatlah penting bagi developer untuk memiliki pengetahuan teoritis tentang konsep-konsep seperti kelas dan pemrograman berorientasi objek.
Bagaimana kamu bisa tahu jika itu orang yang tepat?
Sangatlah penting untuk memiliki developer yang bersemangat dalam bidang pemrograman. Hidup adalah suatu sikap, di sinilah seseorang dinilai dari sikapnya dalam bekerja. Tak hanya itu, developer juga akan sangat berarti jika mereka menguasai pengetahuan tentang matematika, fisika, logika. Seorang programmer yang baik juga harus memiliki POV (Point Of View) yang jelas tentang manfaat dari berbagai bahasa dan kerangka kerja pemrograman. Apa yang kamu cari adalah apakah mereka berpengalaman dan berpendirian. Programmer yang hebat juga akan melompat pada kesempatan untuk memecahkan masalah, terutama bug yang merusak coding indah mereka. Jika mereka menunjukkan kebiasaan baik yang disebutkan di atas, mereka cenderung menjadi senior dan kuat.
Kualitas yang harus dicari
- Penyelesaian masalah
Dapat memikirkan masalah dalam beberapa cara yang berbeda, tidak mudah menyerah, tahu untuk meneliti secara online, melihat rekan sebagai sumber daya dan tidak takut untuk meminta bantuan.
- Berkomunikasi dengan mudah
Mampu mengartikulasikan masalah dengan jelas dan logis. Dapat menggunakan metafora untuk menyelaraskan stakeholders dengan keahlian teknis yang berbeda.
- Terdengar teoritis dan logis.
Menyukai dan telah mempelajari matematika, fisika, logika, atau statistik. Dapat dengan cepat memecah situasi kompleks menjadi bagian-bagian komponen logis, memiliki pemahaman tentang beberapa pola pemrograman, bahkan jika hanya milik mereka sendiri, dan dapat menjelaskannya.
- Etos kerja.
Disiplin dan bekerja secara metodis, menghargai suatu dokumentasi dan kejelasan, ingin menjadi profesional dan membuat orang lain dengan mudah memahami pekerjaan mereka.
- Baik dalam mengambil keputusan.
Tidak terburu-buru dalam pengkodean, memahami konsep sepenuhnya, merencanakan pendekatan sebelum menulis sebaris kode. Mengajukan pertanyaan dan membutuhkan waktu untuk memahami prioritas dan dampak agar dapat mengerjakan hal yang benar pada waktu yang tepat.
Source: www.100productmanagers.com