Perkembangan Startup Edukasi Di Indonesia
Startup di bidang edukasi adalah salah satu hot topic yang marak dibicarakan, terutama semenjak adanya inovasi yang dilakukan pemerintah dalam program pengedepanan literasi pada usia sekolah (Worldbank, 2020).
Selain karena hal tersebut, tumbuhnya demand mengenai skill-skill yang praktikal dalam dunia kerja juga membantu akselerasi dalam pembelajaran di kalangan fresh graduate maupun profesional.
Ditambah dengan adanya COVID-19, yang menjadi pendorong bagi para edukator, beserta murid untuk mengoptimalkan penggunaan teknologi jarak jauh dalam proses belajar mengajar. Sebanyak 200% growth dari sisi jumlah user aktif dalam aplikasi edutech pada bulan Maret 2020 (Worldbank, 2020).
Dengan adanya hal tersebut, maka pertumbuhan Industri edutech makin naik dari tahun ke tahun. Ditunjukan oleh grafik di bawah ini, naiknya Edtech sektor dibarengi dengan tingginya penetrasi rasio internet.
Saat ini sudah terdapat banyak edutech industri di Indonesia dan diprediksi akan terus naik 10 tahun kedepan.
Contoh Startup Edukasi
Dalam industri Edutech, terdapat berbagai variasi jenis dan target market. Beberapa edutech memiliki model bisnis B2B, maupun B2C, beberapa memiliki target market anak usia pre-school, sekolah dasar, maupun sekolah lanjutan. Berikut di antaranya adalah (sumber: Tech In Asia):
- Pre-school: Kiddo
- K-12: Ruang Guru, Zenius
- Higher Education: Go-Kampus
- Vocational training: Apiary, Haruka Edu
SAM, SOM, TAM
Dalam menentukan SAM, SOM, dan TAM terdapat perbedaan antara startup di bidang edutech tergantung cabang jenis yang berbeda maka akan diambil contoh perusahaan edutech di vocational training
- Total addressable Market (TAM) atau maksimal pasar yang bisa dijangkau adalah seluruh profesional, alumni universitas atau SMK yang menggunakan internet
- Serviceable Available Market (SAM) atau potensi pasar yang bisa dilayani yaitu profesional, alumni universitas atau SMK yang sedang mencari pekerjaan atau ingin berganti karier dan menggunakan internet
- Serviceable Obtainable Market (SOM) atau pasar yang bisa dilayani saat ini yaitu profesional, alumni universitas atau SMK yang sedang mencari pekerjaan atau ingin berganti karir, memiliki daya beli untuk edukasi dan menggunakan internet
Product Metric dan NSM
Kebanyakan startup EduTech di Indonesia mengedepankan adanya social impact (World Bank, 2020). Sehingga, kemungkinan North Star Metric atau visi besar dari EduTech adalah memberikan akses pendidikan kepada seluruh lapisan masyarakat secara merata. Dalam mencapai NSM tentunya membutuhkan beberapa product metrics yang diukur , antara lain:
- Number of Sign Up mengukur banyaknya jumlah user yang mendaftar ke dalam akun, menunjukan adanya keberhasilan dalam funnel acquisition
- WAU (Weekly Active Users) mengukur banyaknya user aktif dalam kurun waktu mingguan. Data ini dapat menunjukkan adanya peningkatan atau penurunan penggunaan platform pada user.
- CAC (Customer Acquisition Cost) merupakan biaya yang dikeluarkan dalam mendapatkan user
Product Offering
Berikut menjelaskan beberapa contoh product offering yang ada dalam EduTech di Indonesia, yaitu Learning Management System (LMS) seperti Gredu, diikuti dengan bentuk Collaborative Learning Platform dan Broad Online Learning. Platform yang digunakan dalam product yang ditawarkan bervariasi mulai dari web-based, mobile application, hybrid hingga offline.
Written By: Radita Vidya N
Referensi: